Yudha Jordan Lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya yang suka menulis tentang dunia arsitek, desain, bangun rumah dsb. Saat ini memiliki perusahaan konstruksi PT. Jordan Artha Perkasa dan Jasa Desain Arsitek Japdesain yang berlokasi di Jogja.

Arsitek Membutuhkan Portofolio? Ini Bahasan Lengkapnya

2 min read

Porofolio Arsitek

Arsitek membutuhkan portofolio hasil desain yang sudah jadi?

Arsitektur dianggap menjadi jurusan yang cukup bergengsi di dunia.

Pasalnya, penerimaannya cukup rendah, jurusannya jarang di universitas, dan beban studi yang berat.

Ada rumor bahwa arsitek membutuhkan portofolio sebelum kuliah sebagai persiapan. Berikut ini adalah persiapan sesungguhnya.

Persiapan Kuliah Arsitektur

Mahasiswa Arsitektur

1. Mendalami ilmu matematika

Matematika adalah ilmu dasar yang Anda butuhkan untuk kuliah di jurusan ini.

Matematika tak hanya sekedar menghitung saja, namun juga menggunakan trigonometri untuk merancang.

Sementara, ilmu arsitektur tak lepas dari agenda rancang bangun saat bekerja.

Jadi arsitek dituntut untuk bisa berhitung matematika.

Biasanya, universitas akan memastikan nilai matematika Anda selama di sekolah SMA cukup bagus. Ini adalah modal awal agar Anda bisa menjalani kegiatan perkuliahan dengan baik.

Jika kamu merasa kurang di subjek ini, kamu bisa mengikuti les matematika.

2. Mendalami dunia desain

Seorang arsitektur memiliki tugas utama sebagai desainer alias merancang sebuah area atau wilayah.

Jika dirasa tidak familiar dengan hal ini, Anda bisa mendalami dunia desain. Setidaknya, kemampuanmu dalam menilai sesuatu secara estetika menjadi lebih terasah.

Jadi, seorang arsitek membutuhkan portofolio yang bagus dan ini didukung dengan desain yang baik.

Keterampilan lain selain desain yang bisa Anda ikuti adalah kelas seni rupa. Seni rupa akan mengajarkan Anda dasar-dasar keterampilan yang dibutuhkan terkait arsitektur.

3. Mempelajari CAD

Software CAD
Software CAD

CAD memang jarang dipelajari di sekolah menengah atas. Namun, kamu tetap bisa mempelajari CAD dengan mengikuti kelas di luar sekolah.

CAD merupakan software utama yang digunakan oleh para arsitektur dalam melakukan rancang bangun.

Lulusan arsitek juga sekarang dituntut untuk bisa mengolah software CAD sebagai syarat untuk bisa bekerja.

Karena kegiatan perkuliahan di arsitektur cukup berat, kamu bisa mendalami software ini secara mandiri atau les sebelum memulai kegiatan perkuliahan arsitektur.

4. Update dengan perkembangan arsitektur

Gaya arsitektur menggambarkan peradaban.

Berbeda zaman, maka beda pula seleranya dan itu akan memperlihatkan perbedaannya dengan jelas.

Untuk itu, Anda dituntut untuk selalu update dengan perkembangan arsitektur masa kini.

Bagaimana caranya? Anda bisa memulai dengan menelaah isi majalah atau buku yang berkaitan dengan arsitektur.

Selain itu, ikuti pula perkembangannya melalui internet di website terkait arsitektur.

Anda juga akan terbiasa dengan istilah yang berkaitan dengan bidang ini.

5. Berkunjung ke bangunan unik

Bangunan yang memiliki bentuk unik, baik itu berisi sejarah maupun modern biasanya menggunakan desain arsitektur tertentu.

Membangunnya dengan ikonik adalah tujuan agar tempat tersebut populer. Pelajari struktur bangunannya sambil jalan-jalan.

Jadi, Anda tak hanya puas dengan aktivitas rekreasinya saja.

Sambil mencuci mata, Anda bisa belajar mulai dari struktur bangunan, sejarah, dan siapa arsitek yang membangun bangunan tersebut.

Bangunan ikonik bisa menjadi inspirasi Anda dalam membuat portofolio.

Baca juga : Menilik Bangunan Megah Hasil Karya Terbaik Arsitek Indonesia

6. Mempelajari konsep sustainable

Saat ini, banyak orang yang menginginkan konsep hunian atau bangunan yang bersifat sunstainable atau berkelanjutan.

Hal ini berkaitan dengan konsep ramah lingkungan dan memanfaatkan lahan sempit untuk memaksimalkan fungsinya dalam berbagai bentuk.

Salah satu contoh konsep sustainable adalah green building atau bangunan yang juga dimanfaatkan sebagai sarana hijau.

Apartemen memiliki semak hijau lebat di bagian balkon, sehingga nuansanya tetap asri. Anda bisa mempelajari konsep ini sebelum masuk masa kuliah.

7. Mempelajari kemampuan kerjasama

Kerjasama dengan klien
Kerjasama dengan klien

Anda tidak boleh mangabaikan hal yang satu ini. Menjadi seorang arsitek tidaklah bekerja sendirian. Anda akan selalu bekerja dengan orang lain.

Untuk itu, olah kemampuan komunikasi Anda. Caranya adalah dengan ikut banyak organisasi sehingga kemampuan bersosial menjadi lebih baik.

8. Pandai mengelola waktu

Kamu harus mempersiapkan diri sendiri dengan cara pandai mengelola waktu.

Prioritas Anda saat masuk ke dalam jurusan arsitektur tentu saja belajar, namun Anda membutuhkan keterampilan lain juga.

Belajarlah manajemen waktu dengan membuat jadwal disiplin untuk diri sendiri.

9. Cari tempat kuliah yang bagus

Sambil mempersiapkan diri untuk masuk ke universitas, Anda juga harus melakukan riset.

Banyak sekali universitas di Indonesia yang menawarkan program kuliah jurusan arsitektur. Namun, beda universitas maka beda pula program yang mereka tawarkan.

Selain dari sisi harga, penting untuk mengetahui apakah tempat kuliah nantinya memiliki akreditasi yang baik.

Akreditasi sangat penting untuk mencari prospek pekerjaan yang lebih baik. semakin bagus universitas, maka semakin besar pula peluang prospek Anda.

Baca juga : Daftar Universitas Jurusan Arsitek Terbaik di Indonesia

Apakah Jurusan Arsitektur Membutuhkan Portofolio?

Porofolio Arsitek
Porofolio Arsitek Japdesain

Hal ini tergantung dari apakah universitas membutuhkannya atau tidak. Universitas negeri tertentu biasanya meminta Anda untuk memberikan portofolio berupa sketsa.

Nantinya, portofolio arsitektur ini dijadikan sebagai motivation letter atau personal statement.

Universitas biasanya akan memaklumi jika sketsa yang Anda ajukan tidaklah sesuai dengan kaidah arsitektur.

Namun hal itu tergolong wajar karena Anda belum memulai kegiatan perkuliahan. Anda bisa berlatih menggambar sebelum membuat sketsa akhir.

Untuk bisa menjadi mahasiswa arsitek membutuhkan portofolio untuk masuk ke universitas.

Namun ada juga yang hanya mengandalkan nilai Anda saat di jenjang SMA.

Namun sebaiknya Anda mempersiapkan portofolio dan dilampirkan saat pendaftaran universitas.

Demikian pembahasan mengenai persiapan kuliah arsitektur dan perlukah arsitek memiliki portofolio desain dari Japdesain.

Terima kasih

Yudha Jordan Lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya yang suka menulis tentang dunia arsitek, desain, bangun rumah dsb. Saat ini memiliki perusahaan konstruksi PT. Jordan Artha Perkasa dan Jasa Desain Arsitek Japdesain yang berlokasi di Jogja.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *