Arsitek kota Baghdad? Pada abad ke-8 M memang Baghdad dikenal sebagai kota modern yang megah.
Desain arsitek Kota Baghdad yang berbentuk lingkaran menjadi daya tarik tersendiri, hingga menarik perhatian lapisan masyarakat dari berbagai negara di seluruh dunia.
Kota tersebut memiliki arsitektur yang masyhur di jamannya.
Kota yang didesain melingkar tersebut dibangun sebuah istana Khalifah dan Masjid Jami’ sebagai pusat dari kota tersebut.
Terbentuknya kota yang megah ini tidak terlepas dari periode dinasti Abbasiyah.
4 Alasan Baghdad Jadi Kekuasaan Abbasiyah
Abbasiyah merupakan masa pemerintahan Islam yang dipimpin oleh keturunan dari Al-Abbas yang merupakan paman Nabi Muhammad SAW.
Orang-orang mungkin mengenal peradaban Abbasiyah dengan perkembangan ilmu pengetahuannya yang pesat.
Hal ini dapat dibenarkan karena Anda bisa melihat arsitektur yang modern dan megah pada era tersebut.
Dimana pusat pemerintahan Abbasiyah? Awal mula pusat pemerintahan Abbasiyah adalah di Damaskus, Suriah kemudian berpindah ke Baghdad, Irak.
Perpindahan pusat pemerintahan tersebut berlangsung pada masa Khalifah Ja’far Al-Mansur.
Adapun alasan Baghdad menjadi pusat pemerintahan Abbasiyah sebagai berikut:
1. Geografis
Sebelum Khalifah Al-Mansur memutuskan untuk mengubah pusat pemerintahan, beliau melakukan kajian ilmiah dan mengirimkan berbagai ahli untuk meneliti kota tersebut.
Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa kondisi tanah, udara dan lingkungan sekitar di Baghdad sangat ideal sebagai pusat pemerintahan.
2. Politik
Kota Baghdad dipilih menjadi pusat pemerintahan karena kawasan politik yang tidak akan merugikan Abbasiyah.
Dipilihnya kota ini untuk pusat pemerintahan Abbasiyah sebenarnya bukan berdasarkan kategori kota yang maju. Baghdad juga bukan menjadi kota yang diprioritaskan.
Kota Damaskus, Kuffah dan Bashrah merupakan kota yang maju pada saat itu.
Namun, kota tersebut bisa menjadi bumerang bagi Abbasiyah, karena kota-kota tersebut dikuasai oleh penguasa dari Umayyah yang merupakan lawan politik Abbasiyah.
3. Keamanan
Politik dan geografis adalah alasan utama kenapa kota Baghdad menjadi pusat pemerintahan. Selain itu, kota ini tergolong sebagai kota yang aman.
Meskipun aman, pemimpin Abbasiyah tetap memperhatikan keamanan kotanya.
Desain arsitek Kota Baghdad sebagai bentuk keamanan adalah dibangunnya parit sebagai benteng pertahanan perang yang juga pernah dibuat pada zaman Rasulullah SAW saat perang Khandaq.
4. Sosial
Alasan lain kota Baghdad menjadi pusat pemerintahan yakni karena aktivitas sosial di sekitar kota yang aktif dan pusat peradaban yang terletak di pinggir sungai Tigris.
Setelah kota Baghdad menjadi sebuah pusat pemerintahan Abbasiyah, kota tersebut semakin ramai.
Hal ini karena mendapat perhatian banyak orang dari berbagai negara. Kondisi ini juga cukup menguntungkan pihak Abbasiyah dari segi sosial dan ekonomi.
Didukung arsitektur kota yang megah membuat kota Baghdad menjadi kota dengan gaya modern sepanjang era peradaban Islam.
Pada bagian pusat kota dibangun Istana Khalifah dan Masjid Jami’, istana kekhalifahan tersebut disebut dengan Qashru Al-Dzahab.
Di sekitar pusat kota juga dibuat bangunan untuk asrama pegawai, rumah untuk pengawal dan komandan.
Selain itu, dibangun pula rumah untuk polisi. Bangunan kota ini memadukan benda-benda runtuhan dari Istana Sassani.
Barang yang didapatkan dari Sassani yang paling mencolok adalah pintu gerbang besi Al-Wasit.
Sedangkan setiap pintu gerbang kota Baghdad terdapat kubah-kubah yang berfungsi sebagai tempat istirahat penjaga.
Wajar saja, banyak dari berbagai kalangan masyarakat di dunia tertarik dengan kota yang begitu megah di era tersebut.
Baca juga : Siapa Saja Arsitek Terbaik di Dunia? Ini Daftarnya
Siapa Arsitek Kota Baghdad?

Khalifah Al-Mansur memutuskan untuk menjadikan kota Baghdad sebagai pusat pemerintahan.
Arsitek Kota Baghdad yang dipercaya untuk membangun kota tersebut sebagai pusat pemerintahan adalah Al Hajjah bin Arthah dan Amrah bin Wadhdhah.
Mereka mengerahkan ratusan ribu tenaga kerja untuk membuat kota berbentuk melingkar tersebut.
Anda dapat melihat jejak sejarah dinasti Abbasiyah dengan melihat beberapa peninggalan yang masih ada, diantaranya:
1. Istana Baghdad

Merupakan istana utama yang dibangung pada masa pemerintahan Khalifah Al-Mansur. Istana ini memiliki luas sekitar 16 ribus hasta persegi.
2. Masjid Samarra

Pada abad ke-9, saat itu Abbasiyah dipimpin oleh Khalifah Al-Mu’tashim dan memindahkan pusat pemerintahan Baghdad ke Samarra.
Kota ini terletak sekitar 125 km utara Baghdad.
Masjid yang dikenal sebagai masjid terbesar di dunia saat itu didirikan oleh Al-Mutawakkil, putra dari Khalifah Al-Mu’tashim pada tahun 848 hingga 852 Masehi.
Masjid Samarra sangat dikenal dengan kubahnya yang berbentuk spiral yang disebut dengan Al-Malwiya.
3. Istana Ukhaidir

Sangat sedikit jejak sejarah tentang kota Baghdad yang terkenal dengan arsitekturnya yang melingkar.
Salah satu peninggalan yang masih berdiri adalah istana Ukhaidir dengan sederet benteng yang mengitarinya.
Istana Ukhaidir berbeda dengan istana Baghdad yang berbentuk melingkar. Istana ini justru berbentuk persegi.
Di dalam istana terdapat aula, masjid, pekarangan dan pemandian. Istana ini terletak sekitar 220 km selatan kota Baghdad.
Istana yang terletak di selatan kota Baghdad ini tetap memperlihat arsitektur khas dari dinasti Abbasiyah yakni dikelilingi benteng setinggi 19 meter untuk keamanan.
Selain desain arsitek Kota Baghdad yang mengagumkan, peninggalan lain yang terkenal dari dinasti Abbasiyah adalah ilmu pengetahuannya.
Bahkan ilmu pengetahuan tersebut masih diterapkan di era sekarang. Seperti ilmu kedokteran oleh Ibnu Sina atau ilmu pengetahuan dari ilmuwan Islam lainnya.
Demikian pembahasan mengenai arsitek kota Baghdad di Irak dari Japdesain.com.
Jika ada tambahan lain bisa Anda tuliskan pada kolom komentar dibawah.
Terima kasih
